KEBUDAYAAN MASYARAKAT ADAT KAMPUNG NAGA
Abstract
Abstrak: Kampung Naga adalah sebuah kampung adat yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Secara geografis, kampung ini terletak di sebuah lembah sekitar 1 km dari jalan raya utama, dengan ketinggian 488 meter di atas permukaan laut. Masyarakat adat setempat sangat memegang teguh adat dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur, hidup dalam lingkungan yang damai dan tradisional. Kampung Naga sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun internasional karena keunikan budayanya, dan juga menjadi studi kasus tentang peralihan masyarakat pedesaan Sunda dari pengaruh Hindu ke pengaruh Islam di Jawa Barat. Pada penelitian ini, peneliti akan membahas secara deskriptif analisis hasil dari observasi lapangan mengenai kebudayaan Kampung Naga melalui tujuh unsur kebudayaan. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, yaitu berfokus terhadap pemahaman karakteristik dan sifat yang khas yang terdapat pada sekelompok orang, peristiwa, maupun objek. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yakni mengenai penjelasan dimana dari tujuh segi unsur kebudayaan yang terdapat di Kampung Naga masih sangat erat dipertahankan peninggalan dari para leluhurnya seperti penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dalam pemerintahan, mata pencaharian, budaya, dan agama. Dalam kesimpulannya, kebudayaan masyarakat adat Kampung Naga ini sangat beraneka ragam dimulai dari aktivitas yang dilakukan hingga peralatan tradisional yang digunakan, semua tergantung pada alam sekitar yang masih sangat tradisional. Masyarakat Kampung Naga sebagian besar berprofesi sebagai petani. Di Kampung Naga sendiri terdapat dua lembaga pemerintahan yakni lembaga formal dan lembaga adat.
Kata Kunci: Kampung Naga, Masyarakat Adat, Kebudayaan
Abstract: Abstract: Kampung Naga is a traditional village located in Neglasari Village, Salawu Sub-district, Tasikmalaya Regency, West Java. Geographically, the village is located in a valley about 1 km from the main highway, with an altitude of 488 meters above sea level. The local indigenous people strongly uphold the customs and traditions passed down by their ancestors, living in a peaceful and traditional environment. Kampung Naga is frequented by both local and international tourists for its cultural uniqueness, and is also a case study of the transition of rural Sundanese society from Hindu to Islamic influence in West Java. In this article, researchers will discuss a descriptive analysis of the results of field observations of Kampung Naga culture through seven cultural elements. In this article using a descriptive qualitative method research type, this research method is a method that focuses on understanding the characteristics and distinctive properties contained in a group of people, events, and objects. The results that will be presented in this study are an explanation of where the seven aspects of the cultural elements found in Kampung Naga are still very closely maintained by their ancestors such as the application in daily life, in government, livelihoods, culture, and religion. In conclusion, the culture of the indigenous people of Kampung Naga is very diverse starting from the activities they do to the traditional equipment they use, all depending on the surrounding nature which is still very traditional. The people of Kampung Naga mostly operate as farmers. In Kampung Naga itself, there are two government institutions, namely formal institutions and customary institutions.
Keywords: Kampung Naga; Indigenous People; Culture.Full Text:
PDF 142-150References
Kasmahidayat, Y. (Eds) (2012). Seni Tradisi Sebagai Media Apresiasi dan Pembelajaran Seni. Bandung: Bintang Warli Artika.
Koentjaraningrat. (1971). Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Liliweri, Alo. (2014). Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Nusa Media.
Poerwanto, Hari. (2000). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sedyawati, Edi. (2014). Kebudayaan di Nusantara. Jakarta: Komunitas Bambu.
Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.
Apiati, V., Heryani, Y., & Muslim, S. R. (2019). Etnomatematik dalam Bercocok Tanam Padi dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 107-118.
Darusman, Y. (2016). Kearifan lokal dan pelestarian lingkungan (studi kasus di kampung naga, kabupaten tasikmalaya dan di kampung kuta, kabupaten ciamis). Jurnal Nasional, 1(1), 115.
Dewi, I. K., & Istiadi, Y. (2016). Mitigasi bencana pada masyarakat tradisional dalam menghadapi perubahan iklim di kampung naga kecamatan salawu kabupaten tasikmalaya (disaster mitigation on traditional community against climate change in kampong naga subdistrict salawu tasikmalaya). Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 129-135.
Hamidi, M., Hafizianor, H., & Peran, S. B. (2022). Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Meratus Terhadap Hutan Pamali (Hutan Keramat) Di Kampung Kiyu. Jurnal Sylva Scienteae, 5(2), 178-186.
Nisa, N. F., Sumardi, S., & Elan, E. (2021). Analisis Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Pada Budaya Wasiat Sepuh Masyarakat Adat Kampung Naga: Analisis Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Pada Budaya Wasiat Sepuh Masyarakat Adat Kampung Naga. EARLY CHILDHOOD: JURNAL PENDIDIKAN, 5(2), 58-67
Nurdiansah, N. (2017). Budaya Pamali Sebagai Landasan Pembelajaran Lingkungan Di Sekolah Dasar (Studi Kasus Pada Masyarakat Adat Kampung Naga Tasikmalaya). Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan, 4(1)
Purnama, S. (2021). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Kampung Naga Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 12(1), 30-36.
Sonia, T., & Sarwoprasodjo, S. (2020). Peran Lembaga Adat dalam Pelestarian Budaya Masyarakat Adat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 4(1), 113-124.
Supriatna, E. (2021). PELESTARIAN BUDAYA LOKAL KAMPUNG NAGA SESEBAGAI PEREKAT SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT. AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional, 3(2), 44-55.
Sudarwani, M. M., Widati, G., & Renatta, P. (2021). Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Permukiman Kampung Naga Tasikmalaya. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia, 21-28
Wakhyuni, E. (2018). Kemampuan masyarakat dan budaya asing dalam mempertahankan budaya lokal di kecamatan datuk bandar. Jurnal Abdi Ilmu, 11(1), 25-31
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe penelitian deskripsi dalam ilmu komunikasi. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83-90.
Article Metrics
Abstract view : 1362 timesPDF 142-150 : 1541 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats
© 2020 STKIP Arrahmaniyah Depok